Anti Konvulsan ini digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi. Dan golongan obat ini lebih tepat dinamakan sebagai antiepilepsi.
Ada beberapa fungsi obat antikonvulsan yaitu :
- Dapat mengurangi letupan neural
- Membantu aktifitas asam amino penghambat
- Mengurangi letupan lambat dari neuron thalamus.
Mekanisme Kerja
Terdapat 2 mekanisme anti konvulsan yang penting yaitu :
- Dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi
- Dengan mencegah terjadinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh dari fokus epilepsi
Klasifikasi Obat
Klasifikasi obat ini dibedakan menjadi 2 golongan
-
Klasifikasi berdasarkan Struktur Obat
-
Klasifikasi berdasarkan Mekanisme Kerja
Obat-Obat Antikonvulsan
Fenobarbital (Luminal)
Generik : Phenobarbital, tablet 30 mg, 50 mg; cairan injeksi 100 mg/ml
Indikasi : pepilepsy, semua jenis, kecuali petit mal, status epileptikus
Kontraindikasi : depresi pernapasan berat, porfiria.
Dosis dan aturan pakai :
oral : 60-180 mg (malam). Maksimal 400 mg (dalam 2 kali)
Anak 5-8 mg/kg/hari.
Injeksi i.m/i.v. 50-200 mg, ulang setelah 6 jam bila perlu, maksimal 600 mg/hari. Encerkan dalam air 1:10 untuk i.v. status epileptikus (tersedia di ICU): i.v kecepatan tidak lebih dari 100 mg/menit, sampai bangkitan teratasi atau sampai maksimal 15 mg/kg/hari tercapai.
Efek Samping :
Mengantuk, letargi, depresi mental, ataksia, nistagmus, irritabel dan hiperaktif pada anak, agitasi, resah dan bingung pada usia lanjut, reaksi alergi pada kulit, hipoprotom bunemia, anemia megaloblastik.
Interaksi :
- Bersama Valproat : meningkatkan kadar darah phenobarbital
- Bersama phenitoin dan karbamazepin : efek dan kadar dalam darahnya diturunkan
Kehamilan dan Laktasi
Kehamilan : Faktor risiko D
Laktasi : Dapat memasuki air susu ibu (tidak direkomendasikan/dapat terus diberikan dengan perhatian khusus)
Valium
Generik : Diazepam, tablet 2 mg, 5 mg
Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan.
Kontraindikasi : depresi pernapasan berat, insufisiensi pulmoner akut, status fobi/obsesi, pikosis kronik, porfiria.
Dosis dan Aturan Pakai :
- 2-4 dd 2-10 mg dan iv 5-10 mg dengan perlahan-lahan (1-2 menit), bila perlu diulang setelah 30 menit
- Pada anak-anak 2-5 mg.
- Pada status epileptikus : dewasa dan anak di atas 5 tahun 10 mg, Anak-anak dibawah 5 tahun 5 mg sekali
- Pada konvulsi demam : anak-anak 0.25-0.5 mg/kgBB, Bayi dan anak dibawah 5 tahun 5 mg
- Setelah 5 tahun 10 mg
Efek Samping :
Mengantuk, pandangan kabur, bingung, ataksia (pada usia lanjut), amnesia, ketergantungan. Kadang nyeri kepala, vertigo, hipotensi, gangguan salivasi dan saluran cerna, ruam, perubahan libido, retensi urin.
Kehamilan dan Laktasi
Kehamilan : Faktor risiko D
Laktasi : Dapat memasuki air susu ibu (dapat terus diberikan dengan perhatian khusus)
Clonazepam
Indikasi : epilepsi, semua jenis, termasuk petit mal, mioklonus, status epileptikus
Kontraindikasi : depresi pernapasan berat, insufisiensi pulmoner akut, porfiria.
Dosis dan Aturan Pakai :
- Dosis awal 1 mg (Usia Lanjut: 500 mcg) malam hari, selama 4 hari. Bertahap dosis dinaikkan dalam 2-4 minggu sampai dosis pemeliharaan: 4-8 mg/hari dalam dosis terbagi.
- Anak sampai 1 th 250 mcg, dinaikkan bertahap sampai 0,5-1 mg. 1-5 th 250 mcg, dinaikkan bertahap sampai 1-3 mg. 5-12 th 500 mcg, dinaikkan bertahap sampai 3-6 mg.
Efek Samping :
Lelah, mengantuk, pusing, hipotoni otot, gangguan koordinasi gerak, hipersalivasi pada bayi, agresi, iritabel dan perubahan mental, jarang gangguan darah, abnormalitas fungsi hati.
Kehamilan dan Laktasi
Kehamilan : Faktor risiko D
Laktasi : Dapat memasuki air susu ibu (tidak direkomendasikan
Valproic acid
Indikasi : epilepsi, semua jenis epilepsi
Kontraindikasi : penyakit hati aktif, riwayat disfungsi hati berat dalam keluarga, porfiria.
Dosis dan Aturan Pakai :
- Dosis oral semula 3-4 dd 100-150 mg untuk kemudian berangsur-angsur dalam . Dosis pemeliharaan biasanya 1-2 g/hari(20-30 mg/kg/hari).
- Anak sampai 20 kg (4 th): dosis awal 20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Dapat bertahap dinaikkan sampai 40 mg/kg/hari. Lebih dari 20 kg: dosis awal 400 mg/hari biasanya 20-30 mg/kg/hari, maksimal 35 mg/kg/hari
Efek Samping :
Badan terasa capai, mual, muntah, dan diare, berat badan bertambah, tremor, trombositopenia ringan, dan peningkatan enzim – enzim hepatik. Sewaktu terapi dengan depakene hendaknya dipantau jumlah trombosit dan fungsi hati
Kehamilan dan Laktasi :
Kehamilan : Faktor risiko D
Laktasi : Dapat memasuki air susu ibu
CARBAMAZEPINE
Indikasi : Epilepsi lobus temporalis, epilepsi psikomotor, kejang tonik-klonik (Grand mal) terutama pada anak, neuralgia trigeminal, neuralgia glosofaringeal, polidipsia dan poliuria neurohormonal
Kontrindikasi : Hipersensitif terhadap karbamazepina atau senyawa trisiklik.
Interaksi Obat :
- Fenobarbital dan fenitoin dapat meningkatkan kadar karbamazepina.
- Eritrosin dapat menghambat biotransformasi karbamazepina.
- Karbamazepina dapat menurunkan kadar asam valproat.
Dosis dan Aturan Pakai
- Dosis dewasa, awal 2 kali 1 tablet sehari, kemudian ditingkatkan secara bertahap maksimum 6 tablet sehari dalam dosis terbagi sehabis makan.
- Dosis penunjang, 4 – 6 tablet untuk epilepsi dan 3 – 4 tablet untuk neuralgia trigeminal
- Anak dibawah 1 tahun, sehari ½ tablet.
- Anak 1 – 6 tahun, sehari ½ – 3 tablet.
- Anak 6 – 12 tahun, sehari 2 kali 1 – 2 tablet.
Phenitoin
Indikasi : kejang parsial, kejang tonik-klonik, status epileptikus
Dosis dan Aturan Pakai :
- Permulaan sehari 2-5 mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis
- Dosis pemeliharaan : 2 dd 100-300 mg pada waktu makan dengan minum banyak air
- Anak-anak 2-16 tahun : permulaan sehari 4-7 mg/kgBB dalam 2 dosis
- Dosis pemeliharaan sehari 4-11 mg/kgBB
Efek Samping : Hiperplasia gusi ( tumbuh berlebihan) dan obstipasi, Pusing, Mual, Hipertrichois
Kehamilan : tidak boleh digunakan karena bersifat teratogen
CATATAN :
- Pada Bayi baru lahir yang selama dalam kandungan terpapar oleh phenitoin dan phenobarbital, bisa mudah mengalami perdarahan karena obat ini menyebabkan kekurangan vitamin K yang diperlukan dalam proses pembekuan darah.
- Efek ini bisa dicegah bila selama 1 bulan sebelum persalinan, setiap hari ibunya mengkonsumsi vitamin K atau jika segera setelah lahir diberikan suntikan vitamin K kepada bayinya.
- Selama hamil, kepada penderita epilepsi diberikan obat anti-kejang dengan dosis yang paling kecil tetapi efektif dan dipantau secara ketat.
Leave a Reply