Anestesi berasal dari bahasa Yunani yaitu an yang berarti tidak atau tanpa dan aesthetos, yang berarti persepsi, atau kemampuan untuk merasa. Secara umum anestesi berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Anestesi dikelompokkan menjadi dua yaitu
- Anestesi lokal
- Anetesi umum
Anestesi Lokal
Pengertian
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran.
Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.
Persyaratan
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai anestetika lokal, antara lain :
- Tidak merangsang jaringan
- Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
- Toksisitas sistemis yang rendah
- Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir
- Mulai kerjanya sesingkat mungkin, tetapi bertahan cukup lama
- Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil juga terhadap pemanasan (sterilisasi
Penggolongan
Anestesi lokal ini digolongan menjadi :
- Senyawa ester antara lain kokain dan ester PABA (benzokain, prokain, oksibuprokain, tetrakain)
- Senyawa amida antara lain lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain dan cinchokain
- Golongan Lainnya yaitu fenol, benzilalkohol dan etil klorida.
Mekanisme kerja
- Obat bius lokal bekerja merintangi secara bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin
Efek-efek lain
Menekan SSP.
- Setelah resorpsi pertama timbul stimulasi, kemudian eksitasi, gemetar dan konvulsi. Stimulasi ini disusul oleh depresi dan terhambatnya pernafasan, yang dapat mengakibatkan kematian. Dibandingkan kokain, anestetika lokal sintesis kurang kuat sifat merangsangnya terhadap pusat-pusat kegiatan di otak, disamping tidak bisa menimbulkan adiksi
Menekan sistem kardiovaskuler
- Pemberian sistemis anestetika lokal pada kadar tinggi terutama memperngaruhi otot jantung dan mengakibatkan antara lain perununan kepekaan untuk rangsangan listrik, kecepatan penerusan impuls dan daya kontraksi jantung. Sifat-sifat ini menyerupai kinidin. Kekurangannya adalah cepatnya perombakannya oleh metabolisme tubuh. Berdasarkan kerja kardiodepresif ini, lidokain dan prokainamida digunakan sebagai obat antiaritmia.
Vasodilatasi
- Pada dosis agak besar dimana anestetika mencapai peredaran darah, zat-zat ini menimbulkan vasodilatasi umum sebagai akibat langsung dari blokade syaraf adrenergik. Sifat ini nyata sekali pada prokain, tetrakain, cinchokain, dan bupivakain, serta meningkatkan resiko akan efek toksik. Pengecualian adalah kokain yang justru berkhasiat vasokonstriksi.
Farmakokinetik
- Resorpsinya dari kulit dan selaput lendir dapat berlangsung sangat cepat dan baik, misalnya pada kokain, lidokain, prilokain, dan tetrakain.
- Distribusinya pun berlangsung dengan pesat ke semua organ dan jaringan
- Kebanyakan anestetik lokal kelompok ester didegradasi di dalam hati dengan jalan hidrolisa oleh enzim esterase dan di dalam plasma oleh enzim kolinesterase.
- Zat-zat amida dirombak dengan lambat oleh amidase di hati dan diekskresi terutama melalui ginjal. Oleh karena itu perlu dihindarkan penggunaan anastetik lokal pada penderita kerusakan hati
Efek Samping
- Efek sampingnya adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardio depresifnya (menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernapasan dan sirkulasi darah.
- Mengakibatkan reaksi hipersensitivitas yang sering kali berupa exantema, urticaria, dan bronchospasme alergis sampai adakalanya shock anafilaksis yang dapat mematikan
Penggunaan
Secara parenteral
Anestesi infiltrasi : beberapa injeksi diberikan pada atau sekitar jaringan yang akan dianestetisir, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan dijaringan yang terletak lebih dalam, misalnya pada praktek THT atau gusi (pada pencabutan gigi) atau pada khitan
Anestesi konduksi (juga disebut juga blokade saraf perifer) yaitu injeksi di tulang belakang suatu tempat berkumpulnya saraf, hingga tercapai anestesia dari suatu daerah yang lebih luas terutama pada operasi lengan atau kaki, juga bahu. Juga digunakan untuk mengahalau rasa nyeri hebat.
Anetesi spinal (intrathecal)
Yang disebut juga injeksi punggung (”ruggenprik”). Obat disuntikan di tulang punggung yang berisi cairan otak, injeksi melintasi selaput luar dari sumsum tulang belakang (dura mater), biasanya antara ruas lumbal ketiga dan keempat sehingga dapat tercapai dalam beberapa menit pembiusan dari bagian bawah tubuh, dari kaki sampai tulang dada. Kesadaran penderita tidak dihilangkan dan seusai pembedahan kurang menimbulka rasa mual.
Anestesi epidural
Juga termasuk injeksi punggung. Obat disuntikan di ruang epidural, yakni ruang antara kedua selaput luar sumsum belakang. Anestesia dicapai setelah ± ½ jam. Tergantung pada efek yang dikehendaki, injeksi diberikan dilokasi yang berbeda-beda, misalnya secara lumbal untuk persalinan (sectio caesarea), obstetri dan pembedahan perut bagian bawah. Secara cervical untuk mencapai hilang rasa di daerah tengkuk, secara thoracal untuk pemotongan di paru-paru dan perut bagian atas.
Anestesi permukaan
- Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit. Anestesia permukaan juga digunakan sebagai perseiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi dan sitokospi.
Cara Penggunaan Lain
- Secara oral, anetestetika lokal digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet hisap (sakit tenggorokan), juga dalam bentuk tetes mata untuk mengukur tekanan intraokuler atau mengeluarkan benda asing, begitu pula sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri luka bakar dan dalam supositoria anti wasir.
Anestesi Umum
Pengertian
- Anestetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa yakni suatu keadaan depresi umum dan pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversibel.
- Anestetika digunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi).
Tahap-tahap Narkosa
Pada proses anestesi atau narkosa ini mengalami beberapa tahapan yaitu :
Analgesia
- Kesadaran berkurang, rasa nyeri hilang dan terjadi euforia (rasa nyaman) yang disertai impian yang mirip halusinasi. Eter dan nitrogenmonoksida memberikan analgesia baik pada taraf ini, sedangkan halotan dan tiopental baru pada taraf berikut.
Eksitasi
- Kesadaran hilang dan timbul kegelisahan. Kedua taraf ini juga disebut taraf induksi.
Anestesia
- Pernapasan menjadi dangkal, cepat dan teratur, seperti pada keadaan tidur (pernapasan perut), gerakan mata dan refleks mata hilang, sedangkan otot menjadi lemas.
Kelumpuhan sumsum tulang
- Kegiatan jantung dan pernapasan terhenti. Taraf ini sedapat mungkin dihindarkan.
Pada hakikatnya, kembalinya kesadaran atau siuman (recovery) berlangsung dalam urutan terbalik, dari d ke a
Premedikasi dilakukan dengan maksud :
Meniadakan kegelisahan
- Sering digunakan morfin atau petidin, juga sedativa seperti klorpromazin, diazepam atau tiopental.
Menghentikan sekresi ludah dan dahak
- Dapat mengakibatkan kejang-kejang berbahaya di tenggorok. Yang banyak digunakan adalah atropin dan skopolamin (bersama morfin).
Memperkuat efek anestetik, sehingga anestetikum bekerja lebih ”dalam” dan/ atau dosisnya dapat diturunkan.
Memperkuat relaksasi otot
- Selama narkosa dapat dicapai dengan pemberian pula relaksansia otot, seperti tubokurarin dan galamin (Flaxedil)
Posmedikasi diberikan untuk menghilangkan efek samping, seperti perasaan gelisah dan mual. Untuk maksud ini digunakan klorpromazin dan anti-emetikum lain, misalnya ondansetron.
Penggolongan
Penggolongan Anestesi umum adalah sebagai berikut :
Anestesi intravena
- Contoh : Tiopental, diazepam dan midazolam, ketamin dan propofol.
- Obat-obat ini juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rektal, tetapi resorpsinya kurang teratur.
- Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anestesi total, atau memelihara, juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat.
- Mekanisme kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anestetika umum di bawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil.
- Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anestesi
Anestesi inhalasi
- Contoh : halotan, enfluran,isofluran dan sevofluran.
- Obat-obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran napas.
- Keuntungannya adalah resorpsi yang cepat melalui paru-paru seperti juga ekskresinya melalui gelembung paru (alveoli) yang biasanya dalam keadaan utuh.
- Pemberiannya mudah dipantau dan bila perlu setiap waktu dapat dihentikan.
- Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anestesi.
- Hampir semua anestetika inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping dan yang terpenting yaitu :
- Menekan pernapasan yang pada anestesi terutama ditimbulkan oleh halotan, enfluran dan isofluran. Efek paling ringan pada N2O dan eter
- Menekan Sistem kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran, dan isofluran. Efek ini juga ditimbulkan oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang SS simpatis maka efek keselurahannya menjadi ringan.
- Merusak hati (dan ginjal) terutama senyawa klor, misalnya kloroform oliguri (reversibel) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga pasien perlu dihidratasi.
- Menekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan (menggigil) pasca-bedah.
Teknik Pemberian Secara Inhalasi
Sistem Terbuka
- Eter, kloroform, trikloretilen diteteskan tetes demi tetes ke atas sehelai kain kasa dibawah suatu kap dari kawat yang menutupi mulut dan hidung pasien. Ekshalasinya langsung ke luar, sehingga banyak zat inhalasi ini terbuang.
- Di samping kurang ekonomis, gas yang diekhalasi juga menggangu lingkungan, antara lain dapat menyebabkan abortus pada perawat yang hamil, yang bekerja di ruang bedah
Sistem Tertutup
- Suatu mesin khusus menyalurkan campuran gas dengan oksigen ke dalam suatu kap, dimana sejumlah CO2 dari ekshalasi dimasukkan kembali.
- Fungsinya adalah untuk mengisi kembali kebutuhan oksigen basal, sedangkan fungsi CO2 adalah untuk memperdalam pernapasan dan mencegah timbulnya apnoea (terhentinya pernapasan).
- N2O, siklopropan dan halotan biasanya diberikan dengan cara ini.
Insuflasi
- Gas atau uap ditiupkan dalam mulut atau tenggorok dengan perantaraan suatu mesin.
- Cara ini berguna pada pembedahan yang tidak menggunakan kap, misalnya pada pembedahan pengeluaran amandel (Tonsillectomia)
Leave a Reply