Batuk, siapa yang belum pernah mengalaminya? Saya rasa semua orang sudah pernah mengalami batuk baik anak-anak sampai dengan lansia. Yuk kita kenal lebih dalam mengenai batuk melalui artikel ini.
Pengertian Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit. Sedangkan pengertian batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, debu, zat-zat perangsang asing yang dihirup, partikel-partikel asing dan unsur-unsur infeksi.
Penyebab Batuk
Batuk dapat terjadi akibat berbagai penyakit/proses yang merangsang reseptor batuk. Penyakit yang ditimbulkan dengan gejala batuk ini ada beberapa macam diantaranya adalah : gangguan saluran pernafasan misalnya pada mekanisme alergi, peradangan dari jaringan paru (pneumonia), tumor dan juga akibat efek samping beberapa obat (penghambat ACE). Batuk juga merupakan gejala terpenting pada penyakit kanker paru. Selanjutnya batuk adalah gejala lazim pada penyakit tifus dan pada dekompensasi jantung, terutama pada manula.
Mekanisme Kerja
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi, fase kompresi dan fase ekspirasi (literatur lain membagi fase batuk menjadi 4 fase yaitu fase iritasi, inspirasi, kompresi, dan ekspulsi). Batuk biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara, kemudian glotis akan menutup dan tekanan di dalam paru akan meningkat yang akhirnya diikuti dengan pembukaan glotis secara tiba-tiba dan ekspirasi sejumlah udara dalam kecepatan tertentu.
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara, pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka. Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Penelitian lain menyebutkan jumlah udara yang dihisap berkisar antara 50% dari tidal volume sampai 50% dari kapasitas vital. Ada dua manfaat utama dihisapnya sejumlah besar volume ini. Pertama, volume yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah.
Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50 -100 mmHg. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi paksa lain karena akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang didapatkan bila glotis tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain. Di pihak lain, batuk juga dapat terjadi tanpa penutupan glotis.
Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 3050 detik setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap. Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan diameter trakea sampai 80%.
Jenis batuk
Batuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
- Batuk Produktif yang biasa disebut dengan batuk berdahak
- Merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat-zat asing dan dahak dari batang tenggorok.
- Untuk meringankan dan mengurangi frekuensi batuk umumnya dilakukan terapi simptomatis dengan obat-obat batuk antitusiva yakni zat pelunak, ekspektoransia, mukolitik dan pereda batuk.
- Batuk non Produktik yang biasa disebut dengan batuk kering
- Pada batuk initerjadi tanpa adanya dahak misalnya pada batuk rejan atau juga karena pengeluarannya memang tidak mungkin seperti pada tumor.
- Bila tidak diobati batuk demikian akan berulang terus karena pengeluaran udara cepat pada waktu batuk akan kembali merangsang mukosa tenggorok dan farynx.
Penangan Batuk
- Bagi perokok tindakan terpenting adalah berhenti merokok guna menghindarkan perangsangan lebih lanjut dari saluran napas.
- Dapat dilakukan inhalasi uap air yang dihirup guna memperbanyak sekret yang diproduksi di tenggorok. Metode ini efektif dan murah terutama pada batuk dalam artinya bila rangsangan batuk timbulnya dari pangkal tenggorok. Guna meningkatkan efek inhalasi biasanya sering kali dibubuhkan mentol pada air mendidih agar uapnya turut dihirup dan menimbulkan vasodilatasi serta perasaan lega di saluran pernapasan
- Pengobatan, yang pertama dilakukan hendaknya mencari dan mengobati penyebanya (terapi kausal), seperti penggunaan antibiotika terhadap infeksi kuman dari saluran pernapasan misalnya pada bronchitis, pneumonia dan batuk rejan
Obat-obat Batuk
Obat-obat batuk ini dikenal dengan nama Antitussiva yang berasal dari bahasa latin tussis yang berati batuk. Antitussiva ini digunakan untuk pengobatan batuk sebagai gejala .
Penggolongan Antitusiva dapat dilakukan menurut titik kerjanya yaitu :
Zat-zat sentral
Kebanyakn antitusiva bekerja sentral dengan menekan pusat batuk di sumsum lanjutan dan mungkin juga bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi dengan efek menenangkan.
Zat ini dibedakan antara zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi (ketagihan) dan zat-zat yang bersifat non adiktif
- Zat adiktif
- Contoh obatnya adalah candu (pulvis Opii, Pulvis Doveri) dan kodein
- Yang termasuk dalam kelompok obat yang disebut opiod yakni obat-obat yang memiliki sifat farmakologi dari candu (opium) atau morfin. Berhubung adanya risiko ketagihan yang agak besar candu kini tidak digunakan lagi. Sedangkan penggunaan kodein hanya dalam dosis tinggi dan digunakan dalam jangka waktu yang lama yang akan menimbulkan risiko adiksi.
- Zat Non Adiktif
- Contoh obatnya : noskapin, dekstrometorpan, pentoksiverin.
- Antihistamin dianggap termasuk juga dalam kelompok ini misalnya prometazin dan difenhidramin
- Obat-obat ini tidak termasuk dalam daftar narkotika bahkan diperjualbelikan tanpa resep
Zat-zat Perifer
Obat ini bekerja di luar Sistem Saraf Pusat yaitu di perifer.
Obat dalam golongan ini dapat pula dibagi dalam beberapa kelompok dan pengelompokkan dibagi berdasarkan keanekaragaman mekanisme kerjanya :
- Zat pelunak batuk atau yang disebut dengan emolliensia
- Berasal dari bahasa latin mollis yang berarti lunak
- Berfungsi untuk memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorok agar tidak kering dan melunakan mukosa yang teriritasi.
- Obat yang banyak digunakan adalah sirup, zat-zat lendir, pastilles hisap
- Ekspektoransia
- Berasal dari bahasa Latin ex yang berarti keluar dan pectus yang berarti dada, misalnya adalah minyak terbang, guaiakol, radix ipeca (dalam tablet/pulvis Doveri) dan amonium klorida (dalam obat batuk Hitam)
- Zat-zat ini memperbanyak produksi dahak dan dengan demikian mengurangi kekentalannya sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk
- Mekanisme kerja obat-obat ini adalah merangsang reseptor-reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar sekresi dari saluran lambung usus dan sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di saluran napas.
- Mukolitika
- Berasal dari bahasa latin yaitu mucus yang berarti lendir dan lysis yang berarti melarutkan.
- Zat-zat ini berdaya merombak dan melarutkan dahak sehingga viskositasnya dikurangi dan pengeluarannya dipermudah.
- Yang termasuk dalam golongan ini adalah asetilsistein, mesna, bromheksin dan ambroksol
- Mukolitika digunakan dengan efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali, seperti pada bronchitis, emfisema dan mucovisci-dosis, tetapi pada umumnya zat-zat ini tidak berguna bila gerakan bulu getar terganggu seperti pada perokok atau akibat infeksi
- Zat pereda
- Obat-obat dengan kerja sentral ini ampuh sekali pada batuk kering yang menggelitik
- Obat-obat yang termasuk dalam golongan ini adalah kodein, noskapin, dekstrometorfan dan pentoksiverin
- Antihistamin
- Obat-obat ini sering kali efektif berdasarkan efek sedatifnya dan juga dapat menekan perasaan menggelitik di tenggorok.
- Antihistamin ini banyak digunakan terkombinasi dengan obat-obat batuk lain dalam bentuk sirup OTC
- Yang termasuk dalam golongan obat ini adalah prometazin, oksomemazin, difenhidramin, dan d-klorfeniramin
- Anestetik lokal
- Obat ini menghambat penerusan rangsangan batuk ke pusat batuk
- Contoh obat : pentoksiverin
Kehamilan dan Laktasi
- Kodein, noskapin, dan d-metorfan boleh digunakan selama kehamilan dan laktasi begitu pula dengan mukolitika, amunium klorida dan ipeca.
- Oksolamin dan mesna belum tersedia cukup data mengenai keamanannya
- Pentoksiverin tidak boleh digunakan selama laktasi karena mencapai air susu dan dapat mengakibatkan sesak napas pada bayi
Leave a Reply