Hipertensi secara umum pengertiannya adalah suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma (pelebaran abnormal pada pembuluh nadi karena kondisi dinding pembuluh darah yang lemah), gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Tekanan darah bervariasai sepanjang hari antara batas-batas tertentu dan yang terendah terjadi pada malam hari sewaktu tidur. Pada pagi hari setelah bangun tidur, Tekanan Darah berangsur-angsur mulai naik dan biasanya mencapai puncaknya pada siang hari selama bertugas dengan banyak kemungkinan akan situasi penuh stress. Oleh karena itu untuk menetukan dengan pasti adanya hipertensi diperlukan minimal 3 pengukuran pada saat berlainan berselang minimal 1 minggu. Pengulangan ini perlu untuk meniadakan faktor yang dapat meningkatkan tensi seperti stress, emosi, letih dan sebagainya.
Alat khusus untuk mengukur tekanan darah dikenal dengan tensimeter. Tensimeter ini ada 2 macam yang dikenal dengan manometer/tensimeter air raksa dan tensimeter digital
Tensimeter air raksa
- Alat tensimeter ini memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan diastolik pada jantung.
- Kelebihannya : Merupakan golden standart pemeriksaan tekanan darah, Hasil yang di dapat akurat, Tahan Lama.
- Kekurangannya : Memerlukan tenaga asli untuk melakukan pemeriksaan, Dapat terkontaminasi logam berat seperti merkuri, jika air raksanya bocor atau pecah
Tensimeter digital
- Kelebihannya : Aman, karena tidak menggunakan air raksa yang berisiko logam berat, Praktis hasil pengukuran langsung ditampilkan pada layar digital, Multifitur alat ini biasanya dilengkapi juga dengan beragam fitur lain yang bermanfaat misalnya dengan diketahuinya detak jantung.
- Kekurangannya : Tingkat akurasi pengukuran lebih rendah dari pada tensimeter raksa. Akurasi pengukuran pada tensimeter digital ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kondisi baterai (daya), usia pemakaian (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi) dan teknologi produk. Oleh karena itu kalibrasi secara berkala perlu dilakukan.
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan : Tingginya tekanan darah dan etiologinya
- Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah
- Klasifikasi berdasarakan etiologinya
- Hipertensi esensial, primer atau hipertensi idiobatik : Adalah tipe yang paling sering terjadi dengan prevalensi 90 % dan timbul dengan sebab-sebab yang tidak jelas. Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa faktor penunjang yaitu riwayat keluarga hipertensi, kadar lemak dalam darah relatif tinggi, penderita DM, merokok dan minum alkohol, konsumsi tinggi garam, stress dan obesitas.
- Hipertensi sekunder : Prevelansi sekitar 5-10%, dan berkaitan dengan gangguan ginjal dan endokrin atau obat serta faktor-faktor yang lain. Penyebab Hipertensi Sekunder antara lain :
- Penyakit Ginjal : Stenosis arteri renalis, Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal, Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal), Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.
- Kelainan Hormonal : Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing, Feokromositoma.
- Obat-obatan : Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, Penyalahgunaan alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
- Penyebab Lainnya : Koartasio aorta, Preeklamsi pada kehamilan, Porfiria intermiten akut, Keracunan timbal akut.
Faktor peningkatan Tekanan Darah
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah secara reversibel antara lain :
- Garam : Ion natrium mengakibatkan retensi air sehingga volume darah bertambah dan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat.
- Merokok : Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah) dan meningkatkan Tekanan Darah.
- Pil Antihamil : mengandung hormon estrogen yang juga bersifat retensi garam dan air
- Stress : dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin
- Hormon pria dan kortikosteroid : berkhasiat retensi air
- Kehamilan kenaikan tekanan darah dapat terjadi selama kehamilan.
Gejala Hipertensi
- Hipertensi tidak memberikan gejala yang khas. Namun pasien bisa merasakan gejala seperti berikut ini : sakit kepala atau nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan.
- Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Pencegahan Hipertensi
Meskipun faktor keturunan memegang peranan penting, namun cara dan pola hidup sangat berpengaruh dalam menjauhi hipertensi.
Pengobatan Hipertensi
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi.
- Pada Pengobatan atau terapi hipertensi ini ada beberapa tahapan yaitu yang pertama adalah dengan modifikasi pola hidup dan dilanjutkan dengan pengobatan menggunakan antihipertensi.
- Jika modifikasi pola hidup sudah dilakukan dan muncul respon cukup maka Tekanan Darah sasaran telah tercapai.
- Jika Respon kurang maka lanjutkan modifikasi pola hidup dan pilihan AH tahap pertama (Diuretik atau β blocker, ACE inhibitor, antagonis Ca, α blocker).
- Jika dengan pengobatan pilhan Antihipertensi pertama respon kurang maka tingkatkan dosis obat pertama dan tambahkan obat ke 2 dari golongan lain
- Jika pilihan obat antihipertensi pertama dan kedua masih menimbulkan respon kecil maka ganti dengan obat dari golongan lain
- Jika Respon dari pengobatan dengan menggunakan antihipertensi cukup maka Tekanan Darah sasaran telah dicapai
Pengobatan dengan antihipertensi harus selalu di mulai dengan dosis rendah agar tekanan darah jangan menurun terlalu drastis atau mendadak. Kemudian setiap 1-2 minggu dosis berangsur-angsur dinaikan sampai tercapai efek yang diinginkan.
Modifikasi Pola hidup :
- Penurunan BB : berat badan berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot tubuh ekstra dihilangkan tekanan darah dapat turun kurang lebih 0.7/0.5 mmHg setiap kg penurunan.
- Aktivitas fisik teratur : olah raga secara teratur dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi karena saraf parasimpatik akan menjadi relatif lebih aktif daripada sistem simpatik. Telah dibuktikan bahwa jalan agak cepat setiap hari (minimal 3x seminggu0 selama sekurang-kurangnya 1/2 jam cukup untuk memberikan hasil.
- Pembatasan garam: Pengurangan setiap gram garam sehari dapat berefek penurunan tensi 1 mmHg. Maka untuk mencapai penurunan tekanan darah yang nyata, konsumsi garam harus dibatasi sampai <6 g sehari.
- Membatasi kolesterol : berguna untuk membatasi risiko atherosclerosis, konsumsi serat nabati hendaknya justru diperbanyak, karena telah terbukti bahwaa serat dalam makanan dapat membantu menurunkan Tekanan darah.
- Berhenti merokok : tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah meningkat. Selain itu ter dalam asap bersifat karsinogen dan pada jangka panjang dapat merusak dinding pembuluh dengan efek atherosklerosis.
- Membatasi minum kopi sampai maksimum 3 cangkir sehari. Kofein dalam kopi berkhasiat menciutkan pembuluh darah yang secara akut dapat meningkatkan Tekanan darah.
- Cukup istirahat dan tidur sangat penting karena selama periode ini tekanan darah menurun.
- Mengurangi stress dan latihan relaksasi mental seperti yoga dan meditasi ternyata berguna sekali untuk menurunkan tekanan darah.
Menggunakan obat-obat Antihipertensi
Rekomendasi untuk memulai pengobatan hipertensi berdasarkan pengukuran TD pertama
Obat-obat yang digunakan untuk terapi hipertensi ini dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu Diuretik, Alfa-blocker, Beta-Blocker, Obat-obat SSP, Antagonis Calsium, Zat-zat Penghambat RAAS (ACE inhibitor dan AT II blocker), Vasodilator. Sedangkan rekomendasi WHO yang dianjurkan adalah 5 jenis obat dengan daya hipotensif dan efektivitas yang kurang lebih sama yaitu diuretik tiazid, beta blockers, antagonis Ca, ACE inhibitor dan ATII reseptorblockers.
Mekanisme kerja dari masing-masing obat antihipertensi ini antara lain :
- Diuretik : Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh
- Beta-Blockers : Memperlambat kerja jantung
- Vasodilator langsung, antagonis kalsium, penghambat ACE, Dan AT II reseptor blocker : Memperlebar Pembuluh
- Agonis Alfa-2 sentral : Menstimulasi SSP
- Alfa 1 blocker, Beta blocker, alfa 1 dan 2 blockers, alfa/beta blokers : Mengurangi Pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh .
Efek Samping obat antihipertensi
Efek samping umum yang sering terjadi adalah hidung mampat (akibat vasodilatasi mukosa) dan mulut kering, bradycardia, rasa letih dan lesu, gangguan penglihatan, gangguan lambung usus berupa mual dan diare. Efek-efek ini sering kali bersifat sementara yang dapat hilang dalam waktu 1-2 minggu.
Sedangkan efek samping khusus antara lain : hipotensi ortostatis (turunnya tekanan darah lebih kuat bila tubuh tegak), depresi terutama untuk obat yang bekerja sentral, retensi garam dan air efek samping ini dapat diatasi dengan kombinasi bersama suatu diuretikum, penurunan ratio HDL : LDL.
CATATAN : Obat sebaiknya diminum setelah makan agar kadar obat dalam plasma jangan mendadak mecapai puncak tinggi (dengan akibat hipotensi kuat). Penghentian terapi pun tidak boleh secara mendadak, melainkan berangsur-angsur untuk mencegah meningkatnya tekanan darah dengan kuat (rebound effect).
Untuk pembahasan mengenai obat-obat Antihipertensi secara detail akan kami uraikan di artikel berikutnya
Leave a Reply