Setelah sebelumnya saya ulas mengenai Kontrasepsi oral dan Kontrasepsi suntik, kali ini saya akan mengulas mengenai kontrasepsi IUD. IUD (intra-urine contraceptive device) disebut juga dengan nama AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang populer digunakan sejak tahun 1960an dan lazim digunakan di seluruh dunia selain pil kontrasepsi oral.
IUD adalah alat plastik dengan panjang beberapa cm, berupa spiral atau huruf T, yang dimasukkan oleh dokter ke dalam rahim melalui vagina dengan suatu alat khusus. IUD yang dimasukkan ke dalam rahim bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.
Salah satu jenis IUD atau AKDR yang sering digunakan adalah AKDR CuT-380A.
Berbentuk kecil kerangka dari plasatik yang fleksibel, berbentuk T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
Tembaga memperkuat reaksi radang dan berdaya toksis terhadap sel-sel mani, maka semua alat modern dililit dengan benang tembaga yang berfungsi untuk meningkatkan daya kerjanya. Baru setelah minimal 5 tahun benang tembaga larut seluruhnya dan IUD perlu diganti dengan yang baru.
Dan untuk AKDR CuT – 380 A penggunaannya berjangka panjang dapat sampai 10 tahun.
Cara Kerja
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii dan mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
Keuntungan dan Kerugian
Seperti halnya alat kontrasepsi yang lain, IUD juga memiliki kekurangan dan juga kelebihan.
Keuntungan
- Memiliki efektifitas yang tinggi antara 0.6-0.8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
- Metode penggunaannya jangka panjang dan efektif karena tidak perlu mengingat-ngingat seperti halnya untuk kontrasepsi oral dan kontrasepsi suntik
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus ( apabila tidak terjadi infeksi)
- Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Kerugian
- Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR dan biasanya menghilang dalam 1-2 hari
- Akseptor tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri dan hanya petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR
- Kemungkinan AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, hal ini sering terjadi apabalia AKDR dipasang segera sesudah melahirkan
- Akseptor harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu dengan cara memasukkan jarinya ke dalam vagina, dan sebagaian akseptor tidak mau melakukan ini.
Indikasi pemasangan IUD
Pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang :
- Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
- Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
- Ukuran rahim tidak kurang dari 15 cm.
- Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
- Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
- Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap penyakit jantung, hipertensi, hati).
- Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
Kontra Indikasi Pemasangan IUD
Kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
- Diketahui dan curiga hamil.
- Infeksi panggul (pelvis)
- Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
- Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.
- Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
- Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
- Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.
Efek Samping
Ada beberapa efek samping yang umum terjadi yaitu :
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
- Haid lebih lama dan banyak : ketika masa haid darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika haid, terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai daerah tersebut, maka akan menambah volume darah yang keluar pada masa haid anda. Pada saat haid, darah akan berwarna kecoklatan.
- Perdarahan (spotting) antar menstruasi : karena IUD ini berbahan dasar padat, maka pada saat dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa saja terjadi perlukaan. Hal inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya bercak darah (spotting) di antara masa haid. Biasanya jika spotting, yang keluar adalah berwarna merah sega
- Saat haid lebih sakit : Jika pada saat haid anda mengalami kondisi yang lebih sakit dari biasanya, itu juga ada kaitannya dengan IUD ini. Biasanya pada saat masa haid ini rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh anda. Untuk mengatasi hal ini, anda dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit yang banyak di jual bebas di apotek atau toko obat.
- Komplikasi lain
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 haru setelah pemasangan. Jika terjadi hal tersebut tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan, apabila penyebab tidak diketemukan beri analgesik untuk sedikit meringankan. Dan apabila masih mengalami kejang berat maka lepaskan AKDR/IUD dan bantu untuk menentukan metode kontrasepsi yang lain
- Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang memungkinkan terjadinya anemia. Berikan tablet Fe 1x sehari selama 1 sampai 3 bulan
- Perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi apabila pemasangannya benar).
Waktu Penggunaan
Pemasangan IUD dapat dilakukan
- Setiap waktu siklus haid, yang dapat dipastikan bahwa calon akseptor tidak hamil
- Segera setelah melahirkan selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan
- Setelah mengalami abortus atau sesegara atau dalam waktu 7 haru apabila tidak ada gejala infeksi.
Dari beberapa informasi di atas, semoga dapat membantu calon akseptor untuk meyakinkan diri bahwa IUD ini merupakan alat kontrasepsi yang tepat, karena terlepas dari keterbatasannya, IUD ini juga memiliki banyak keuntungan.
Leave a Reply