Antasida merupakan salah obat yang sangat familiar dimasyarakat, umumnya obat ini diberikan kepada pasien yang menderita penyakit maag baik oleh dokter-dokter yang berada diklinik atau pun oleh dokter-dokter yang ada di puskemas. Selain itu Antasida ini tergolong obat bebas sehingga dapat kita peroleh di apotek-apotek terdekat. Artikel ini akan membahas mengenai antasida secara keseluruhan.
Antasida adalah zat koloidal yang sebagian terdiri dari alumunium hidroksida dan sebagian lagi sebagai alumunium hidroksida terikat pada molekul air. Sediaan Antasida berupa sediaan tablet kunyah dan suspensi.
Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar di ulu hati atau yang biasa disebut dengan penyakit maag. Antasida yang diberikan secara peroral biasanya berbentuk suspensi dan tablet kunyah guna mempercepat distribusi dan mengikat asam.
Mekanisme Kerja
Antasida berasal dari basa lemah yang jika bereaksi dengan asam lambung di Gasto Intestinal membentuk air dan garam. Karena ion H+ membentuk air (H2O) menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga keasamaan lambung menurun atau pH meningkat. Ketika pH lambung mencapai 4-5, aktivitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam mengurangi iritasi lambung.
Kebanyakan kerja antasida bersifat lokal karena hanya sebagian kecil dari zat aktifnya yang diabsorpsi. Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan dengan asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman lambung berkurang. Disamping itu antasida juga dapat mengikat atau merubah derajad ionisasi obat lain yang diberikan bersamaan sehingga dapat berpengaruh pada absorpsinya. Untuk itu sebaiknya jika ada obat yang harus diminum bersamaan dengan antasida hendaknya diberikan jeda minimal 1 jam.
Indikasi
Kelebihan asam lambung, gastritis, spasme lambung dan pylorus, tukak lambung dan usus kecil, neurogenic dyspepsia, intestinal hypermotility, flatulensi.
Dosis
- Dewasa : 3 – 4 kali sehari 1 – 2 tablet atau 1 – 2 sendok takar suspensi (sirup);
- Anak 6 – 12 tahun : 3 – 4 kali sehari ½ – 1 tablet atau ½-1 sendok takar suspens
Waktu Minum
- Antasida bisa diminum Satu jam sebelum makan, atau setelah makan, dan sebelum tidur.
- Antasida jika digunakan sebelum makan (perut kosong) efeknya akan berdurasi sekitar 30 menit. Tetapi jika digunakan 1 jam setelah makan aktivitasnya dapat berlangsung sekitar 2-3 jam. Hal ini disebabkan karena makanan berfungsi sebagai buffer dan menghambat pengosongan lambung.
Efek Samping
Efek samping antasida yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi.
- Efek samping yang umumnya terjadi adalah
- Sembelit atau konstipasi : konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung alumunium (Al) dan kalsium (Ca) keran dapat menghambat absorpsi air dan fosfat.
- Diare : merupakan efek samping antasida yang mengandung Magnesium (Mg).
- Kentut terus menerus.
- Penggunaan berlebihan dari antasida dapat menyebabkan acid rebound, yaitu peningkatan produksi asam lambung, sehingga memperparah sakit maag.
- Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).
Interaksi Obat
- Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan alumunium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga kekurangan fosfat.
- Menghambat penyerapan Fe, warfarin dan kuinidin
Kehamilan
Antasida tergolong obat yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Masalah asam lambung pada ibu hamil bisa diatasi dengan aman menggunakan obat ini, baik yang berbentuk cair maupun tablet.
Leave a Reply